Maulud dan Maulid

Baik maulid, milad maupun maulud berasal dari bahasa Arab. Masing-masing dibentuk dari kata dasar yang sama, yakni walada. Kata maulid dan milad merupakan nomina waktu (isim zaman) yang bermakna ‘masa kelahiran, waktu kelahiran’. Kadang-kadang bentuk itu digunakan juga sebagai nomina tempat (isim makan) ‘tempat lahir’. Misalnya, rumah yang sekarang menjadi perpustakaan di pojok Masjidilharam disebut Maulidinnabi (tempat kelahiran Nabi). Kedua kata itu diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan pemakaian yang berbeda.
Kata milad lazim digunakan organisasi keislaman. Kata itu juga bermakna waktu kelahiran. Namun penggunaannya lebih umum daripada maulid. Dalam organisasi Muhammadiyah dan anak organisasi kemahasiswaannya digunakan milad untuk menyatakan hari kelahiran organisasi tersebut. Sementara itu, maulid dalam bahasa Arab merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan masa kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bahkan, ada bulan kelahiran nabi yang disebut dengan bulan maulid, yakni bulan Rabiul Awal. Jadi, terjadi penyempitan makna maulid dalam bahasa Indonesia.
Kadang-kadang digunakan pula istilah maulud untuk waktu kelahiran nabi: ‘masa kelahiran’. Di dalam budaya Jawa, misalnya, kata maulud berkaitan dengan mulutan. Istilah mulutan biasanya berhubungan dengan kelaziman budaya makan-makan dalam peringatan kelahiran nabi. Setiap ada kegiatan maulud selalu diikuti dengan penyediaan makanan untuk masyarakat yang hadir.
Penggunaan maulud untuk masa kelahiran merupakan kesalahan bahasa. Kesalahan itu dilakukan karena kata itu dianggap memiliki makna yang sama dengan maulid. Padahal, maulid dan maulud berbeda kelas katanya dalam bahasa Arab. Perbedaan kelas kata menghasilkan perbedaan makna pula. Kata maulid seperti dijelaskan, nomina waktu ‘masa kelahiran’, ‘waktu kelahiran’. Sementara itu, maulud adalah nomina obyek yang bermakna ‘orang yang dilahirkan, orang yang terlahir, anak’. Misalnya dalam teks hadis Nabi Muhammad SAW ada ungkapan ‘kullu mauludin yuladu alalfitrah…’ setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah). Dalam hal ini, maulud diartikan sebagai anak. Jika dikaitkan dengan Nabi Muhammad, maulud adalah nabi sendiri sebagai anak yang terlahir dari ibunya, Aminah.
Jika peringatan Nabi Muhammad SAW disebut peringatan maulud, hal itu berarti bahwa yang diperingati sosok Nabi Muhammad sendiri mulai dari lahir sampai dengan wafat. Jika kita ingin memperingati hari lahir beliau maka istilahnya adalah peringatan maulid nabi, bukan maulud nabi.

4 Response to "Maulud dan Maulid"

  1. Didit Puji Hariyanto says:
    13 Februari 2011 pukul 08.50

    syukron atas infonya.

  2. Deni Arisandi says:
    29 Januari 2012 pukul 11.27

    TQ

  3. Unknown says:
    5 Desember 2016 pukul 13.38

    Syukran ustadz, sangat bermanfaat

  4. Unknown says:
    11 Desember 2016 pukul 11.12

    Alhamdulillah !
    Terang lagi nyata.
    Jelas serta difahami.

Posting Komentar